“Pada akhirnya, kepergian seseorang mungkin menyakitkan akan tetapi akan
selalu menjadi pelajaran bahwa kehilangan adalah
jalan terakhir untuk membuat kita mengerti betapa berartinya seseorang dalam
hidup kita.”
Saat terakhir aku melihat jasadnya
Nama gua Arnhenzky Arzhanka, ribet ye nama gua. Kalau begitu panggil aja
Anes. Nama itu dikasih bokap gua karena dia gak sengaja mendengar nyokap gua
mengandung pada saat dia sedang jalan-jalan di Rusia so.. nama gua ala-ala
Rusia gitu. Umur gua sekarang 25 tahun, pekerjaan gua saat ini kuli seni atau
kerennya disebut telent. Gua jalani kehidupan sebagai kuli seni ini buat nabung
modal gua di masa depan untuk jadi wiraswata kayak bokap gua yang cukup sukses
sebagai penjahit baju ( tailor). So, demi masa depan gua, gua kerja tanpa
kenal batas waktu sampai tidur pun terkadang suka lupa waktu.
Gara-gara lupa waktu ini, gua jadi mengenal seseorang ; seseorang yang
memiliki senyum terindah yang pernah gua lihat seumur hidup gua. Gua
menyebutnya sebagai takdir pertama. Kisahnya dimulai saat itu ketika suatu
hari, gua gak sadar ketiduran dan tiba-tiba telepon gua berbunyi.
Dengan setengah mengantuk gua angkat.
“ anes, loe dimana? “ teriak menejer gua kencang dibalik telepon
“ dikamar.. kenapa? Teriak-teriak kayak kebakaran aja” Tanya gua
“ buruan loe ke Bali. Itu ada jadwal syuting iklan. Itu tim produksi uda di
Bandara nunggui loe..”
“ lah.. emang jam berapa?” Tanya gua memperhatikan jam di kamar.
“ jam 10 pesawat.. ini uda jam 8.30. Loe belum juga boarding..”
Sumpah mampus!! gua kaget setengah mati, karena keasyikan tidur sampai lupa
kalau hari ini gua harus pergi ke Bali buat syuting. Akhirnya gua, dengan
langkah 1000 menembus kemacetan Jakarta dengan penuh perjuangan menuju bandara.
Setiba di sana, gua sudah telat, dengan terburu-buru gua menuju pesawat.
Untungnya nama gua masih dipanggil-panggil walau tersisa 10 menit lagi. Pesawat
yang gua gunakan saat itu adam air. Dengan kebingungan gua menuju kabin pesawat.
Seorang perempuan cantik menyapa gua di depan pintu kabin :
“ini mas Ar..nhen.. zky Arz..hanka?”kata dia dengan kesulitan menyebut nama
gua
“iya iya.. aku duduk mana ya?” Tanya gua.
“aduh hampir aja di tinggal pesawat.. buruan mas ikuti aku, penumpang uda
ngamuk-gamuk neh nunggu mas.. ”kata perempuan itu.
Akhirnya dia mengantar gua ke kursi dan sialnya karena terburu-buru kaki gua
tersandung kursi dan menimpa tubuh pramugari itu yang ikut terjatuh. Melihat
kejadian itu pramugari-pramugari dan penumpang di deket kita ngebantu dengan
cepat. Tentu aja kejadian itu membuat gua malu setengah mati. Lebih gak enak
hati karena membuat sang pramugari jadi pusat perhatian. Gua mengucapkan kata
maaf. Dia hanya tersenyum dan pergi. Padahal gua tau, dia pasti marah banget
karena dibuat malu sama gua. Akhirnya dia ke belakang kabin dan ketua pramugari
yang bertugas mengantar gua ke kursi.
“aduh mbak sorry jadi gak enak.. mata masih 5 watt neh..” kata gua.
“makanya lain kali kalau tidur pakai pakai alarm supaya gak telat..” kata
pramugari itu dengan sabar.
Akhirnya dia mengantarkan gua ke tempat kursi gua. Teman-teman tim produksi
bernafas lega menemukan gua di pesawat. Setelah menghela nafas. Gua tetap
merasa tak enak hati karena kejadian tadi, sepanjang perjalanan menuju bali gua
terus memperhatikan pramugari tadi dan memperhatikan nama di name tag miliknya
dengan sembunyi-sembunyi. Namanya Nur Ilmawati. Setiap dia berjalan, gua
melempar senyum dan merasa tidak enak hati karena membuat dia malu, tapi dia
hanya diam tak merespon.
Sampai akhirnya, pesawat mendarat dan saat itulah terakhir gua harus pergi.
Rasanya ingin mengucapkan maaf untuk terakhir kali tetapi percuma juga karena
dia pasti sibuk; pikir gua. Ketika gua turun dari kabin pesawat dan bertemu
dengan ketua pramugari yang menyambut kepergian tamu. Gua mengucapkan salam dan
tiba-tiba dia memberikan gua sehelai tisue
“apaan ini?”
“kalau mau minta maaf, itu nomornya..”
“oh.. makasih mbak.. “kata gua.
Sepertinya semua petugas di dalam pesawat sudah tau rasa bersalah gua dan
mereka memberikan kesempatan gua untuk meminta maaf dengan cara yang lucu.
Setelah tiba di hotel di bali. Gua kemudian mengiriman sms kepada pramugari
yang di kertas itu ditulis namanya” Ilma “
“Ilma ya.. maaf ya tadi dipesawat bikin kejadian memalukan.. merepotkan.
Anes..”
Dengan kebingungan dia membalas.
“kok bisa tau nomor aku?”
“dari senior kamu gapapa kan, dimaafin gak?”
“dimaafkan kok. Kan dalam ajaran agama, memaafkan itu amal ibadah..”
Mendengar kalimat itu gua merasa lega. Kami pun jadi sering smsan beberapa
hari sampai akhirnya dari perkenalan itu berakhir begitu saja tanpa pernah
bertemu. Kesibukan dia sebagai pramugari dan gua sebagai kuli seni membuat
takdir kami berjalan. Tapi tidak begitu lama, sampai suatu ketika. Tanpa
sengaja, gua menerima sms dari Ilma yang salah sms bahwa dia sedan di semanggi.
Karena kebetulan gua juga sedang menuju semanggi. SMS nyasar itu akhirnya
menjadi takdir kedua yang menjadi pertemuan kita.
Ilma yang gua lihat saat menjadi pramugari terkesan dewasa dan serius,
ternyata saat bertemu bisa juga terlihat lucu. Pada saat itu dia bercerita
kalau dia sudah
tidak lagi bekerja karena maskapai tempat dia lagi kerja bangkrut dan sedang
melamar pekerjaan. Akhirnya dari pertemuan itu kita menjadi saling dekat dan
berjanji untuk sering bertemu dalam beberapa kesempatan.
Sampai suatu ketika, kita lagi jalan dan duduk di pantai Ancol sambil
menikmati matahari sore. Ilma yang gua pikir terlihat bahagia dengan senyum
indahnya ternyata tidak sebahagia senyumnya. Semakin kita mengenal, semakin gua
tau betapa rapuh diantara senyum itu. Saat itu dia bertanya sama gua, kenapa
gua mau jadi kuli seni? Lalu gua menjawab
“abis aku gak suka kerja kantoran.. kalau mau cari duit gampang ya coba
disini dulu. Kebetulan muka aku katanya lumayan buat iklan.. lagian aku males
kuliah, jadi bokap Cuma kasih dua pilihan fokus kerja atau kuliah.. ya aku
fokus kerja dong..”
“kamu enak ya, gak usah pusingi harus bagaimana dalam hidup kamu..
dibandingin aku.. mau kuliah aja gak bisa. Syukur-syukur bisa lulus SMA tapi
sekarang nasib cari kerja aja susah..”
“memangnya kenapa?”
“ aku gak seperti kamu, punya keluarga yang bisa bantu selalu untuk bertahan
hidup. Sebaliknya, aku harus bekerja untuk bertahan hidup untuk aku dan
keluargaku..”
Gua jadi bingung mengapa dia berkata demikian dan ia pun bercerita tentang
masa lalunya.
Ilma kecil lahir dari empat bersaudara. Ia paling kecil diantara ketiga
kakaknya. Ibu dan ayahnya bercerai, keduanya sudah menikah kembali. Ilma
kemudian diasuh oleh kakak perempuan tertuanya dibantu oleh neneknya. Jadi masa
kecilnya dihabiskan dengan didikan nenek dan kakaknya. Kakaknya sendiri bukan
orang yang mampu tapi dengan sekuat tenaga ia membantu Ilma sampai lulus
sekolah. Karena ilma merasa sudah dewasa akhirnya ia memutuskan mencari
pekerjaan. Apapun pernah ia lakukan sampai menjadi SPG sampai menjadi penjual
tiket di XXI. Impiannya hanya satu yaitu mengubah kehidupannya lebih baik dan
membalas kebaikan mereka yang merawatnya.
Dia bercerita dengan tangis bagaimana kehidupan keluarganya.. gua merasa
tidak enak hati membuat dia menangis. Tapi akhirnya gua membuat satu pertanyaan
terakhir…
“kok kamu mau jadi pramugari?”
“sejak kecil, aku tuh gak pernah naik pesawat. Mimpi naik pun gak berani..
Itu kan hanya untuk orang mampu.. sedangkan aku orang miskin. Jadi impian
kecilku ya pengen naik pesawat. Kebetulan suatu ketika aku denger dari teman
kalau ada buka lowongan jadi pramugari.. akhirnya aku coba ngelamar.. dan yang
paling membuatku optimis, perusahaan itu membuka lowongan untuk lulusan SMA.
Akhirnya aku ngelamar dan diterima..””
“kamu emang gak takut diatas ketinggian..?”Tanya gua.
“Takut sih, tapi mau gimana lagi.. kalau aku kerja jadi kasir penjual tiket
seumur hidup juga gak akan bisa mengubah kehidupan aku. Yauda aku hilangin rasa
takut aku jadi pramugari, gajinya kan lumayan besar..”
“begitu ya?”
“kenapa kamu takut ya naik pasawat?”
“hehehe. Lumayan sih. Abis serem banget kalau naik pasawat apalagi pas
goyang-goyang, jantung kayak mau copot”
“ kalau gitu jantungnya di rem aja pake lakban supaya gak hilang..”katanya
yang membuat kami tertawa.
Akhirnya lelucon tadi bisa membuat dia yang tadi menangis bercerita tentang
kehidupan masa lalunya tersenyum kembali. Tapi gua jadi paham satu hal tentang
dia. Kalau dia bekerja bukan hanya untuk dia sendiri, makanya selama masa
pengangguran gini dia sedikit sedih karena banyak orang yang harus dia bantu
dalam kehidupan. Dia harus bantu orang tuanya, dia harus bantu keponakannya
agar tetap bisa sekolah, dia harus membalas jasa kakaknya dan hal yang paling
menyedihkan dia melakukan segalanya tanpa pernah berpikir tentang dirinya
sendiri.
Bukannya itu semua tugas orang tua Ilma? Keduanya telah memiliki keluarga
dan anak-anak yang harus dibiayain.. hal yang paling sesali ia tidak pernah melihat
yang namanya keluarga utuh seperti di sinetron-sinetron walaupun dia sendiri
bermimpi kelak semua keluarganya berkumpul bersama dalam sebuah kebahagiaan dan
menghapus semua jarak serta hal yang memisahkan mereka.
Kemandirian dan dedikasinya dalam keluarga membuat gua jatuh cinta dan
akhirnya menyatakan cinta sama dia. Dia menerima gua dan akhirnya kami jadian
setelah hari itu sebagai pasangan kekasih.
Dan gua menyebutnya sebagai takdir ketiga..
***
setelah kami jadian, Ilma mendapat kabar gembira kalau dia di terima kerja
di maskapai Riau Airlines dengan gaji yang memuaskan walau harus diluar kota.
Gua mengucapkan selamat untuk pekerjaan barunya walau dengan begitu gua jadi
tau, pekerjaan itu akan membuat dia semakin jarang bertemu dengan gua. Karena dia
selalu pergi dari satu kota ke kota lain. Tapi gua menjalani semua ini dengan
suka cita, sebagai kekasih. Kami sama-sama menjalani kehidupan cinta yang
indah. Walau hanya bisa bertemu sebulan sekali atau dua kali.
Ilma dengan pekerjaan barunya benar-benar memanfaatkan apa yang ia dapat
untuk masa depan dia sendiri. Dia bekerja mati-matian untuk mengambil setiap
kesempatan terbang agar bisa mengubah hidupnya. Dia menabung untuk satu hal
yang selalu dia katakan ke gua. Karena sejak kecil dia selalu hidup menumpang
dari kakaknya yang mengontrak rumah dengan berpindah-pindah, dia pengen banget
punya satu tempat untuk selamanya yaitu sebuah rumah untuk dirinya. Akhirnya
dia menabung untuk impian dia itu.
Seperti sebuah kisah cinta, gak selalu indah dan baik-baik saja. Kita juga
terkadang mengalami keributan kecil dan semua baik-baik saja sampai akhirnya
suatu ketika kami terlalu jauh dalam keributan dan putus nyambung akhirnya
putus untuk waktu yang lama. Tapi kita sama-sama sadar, bahwa kita saling
mencintai dan akhirnya berpisah untuk mencoba intropeksi agar mengerti arti
kita di hati masing-masing. Gua fokus pada kariel gua yang sedang naik, begitu
pula dengan Ilma dan tanpa sadar kami berpisah oleh waktu. Dalam kesendirian
itu, gua jatuh cinta sama seseorang dan menjalin hubungan.
Ilma mendengar hubungan baru gua dan mengucapkan selamat. Gua tau, hatinya
pedih dan gua merasa tidak enak hati karena membuat dia terluka. Akhirnya gua
memutuskan untuk tidak menghubungi dia sementara waktu, agar dia tidak lebih menderita
karena hubungan baru gua. Di hari-hari berikutnya, gua pun mendapat kabar kalau
Ilma sudah memiliki kekasih lain. Apa yang gua rasakan adalah rasa perih dan
gua baru menyadari betapa bodohnya gua melewatkan dia dalam hidup gua, tapi gua
tidak bisa egois dan akhinya menerima takdir kami masing-masing.
Ilma sepertinya sedang dicoba oleh takdir. Riau Airlines kembali mengalami
kebangkrutan dan akhirnya dia tidak bekerja. Tapi tidak begitu lama dari
kejadian itu ia pindah bekerja ke Mandala Airlines. Artinya dia akan pindah
kembali ke Jakarta. Diam-diam pada saat itu, kami berjanji untuk bertemu
sebagai sahabat karena masing-masing dari kami punya kekasih. Kami bertemu di
sebuah tempat yang pernah jadi tempat terindah kami dulu. Di sebuah pantai.
Saat itulah kami mencoba untuk mengerti mengapa kami menjadi seperti ini dan
satu hal yang akan gua ingat selalu tentang kata-kata terakhirnya.
“ kalau kita berjodoh kita akan akan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapa
pun kamu? pacaran kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir
kamu..”
“jadi aku harus gimana?”
“kita gak harus gimana-gimana. Kita percaya saja takdir. Untuk sementara,
kita gak usah berhubungan.. kamu hapus aku dari bb kamu. Aku juga hapus. Kita
berdoa saja.. kalau memang takdir semoga kita kembali bersatu..
Gua hanya tersenyum. Walau hati ini berharap demikian tapi gua gak akan
pernah menolak bilamana itu terjadi. Akhirnya kami memutuskan hal terakhir yang
bisa membuat kami saling kontak, Selanjutnya gua serahkan kepada Tuhan. Karena
sebenarnya gua dan dia masih saling sayang akan tetapi keadaan membuat kita gak
bisa bersama lagi. Yaitu kami sama-sama punya kekasih dan tidak ingin menyakiti
siapapun. Setelah itu Ilma fokus pada pekerjaan dan impiannya untuk waktu yang
tak pernah terjawab..
**
Setahun kemudian
cinta sepertinya begitu rumit hubungan gua sama kekasih gua saat ini
akhirnya berakhir. Gua menjadi seperti dahulu kala, sendiri. Ketika gua
sendiri, menjalani hidup gua seperti biasanya. Suatu ketika gua kembali bertemu
dengan ilma tak sengaja di bandara. Pada saat itu dia sudah tidak lagi bekerja
di Mandala Airlines karena hal yang sama terjadi kembali, maskapai perusahaan
dia bangkrut. Sayangnya dia masih bersama kekasihnya, tapi kita menjalin
hubungan kembali dan melupakan janji kita untuk tidak saling kontak karena ia
sudah bekerja di Jakarta kembali di Sky Avination.
Ilma dan gua sering kontak walau hanya sekedar bertanya kabar. Tapi gua tau,
tidak baik untuk menganggu hubungan dia sama kekasihnya saat itu. Jadi dari
hari ke hari, ia selalu bercerita banyak hal tentang apa yang terjadi dalam
hidupnya dan gua menjad pendengar yang baik bagaikan seorang saudara. Dia
menganggap gua adalah orang yang paling layak tau apa-apa saja yang telah ia
miliki dengan apa yang ia kerjakan dengan penuh keringat. Gua senang dia bisa
mulai mencicil rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah, bahkan dia
sudah bisa lebih baik dalam hidup karena pengalaman dia sebagai pramugari
senior membuat hidup dia lebih baik, artinya kehidupan keluarganya pun jadi
lebih baik.
Sampai suatu malam entah mengapa dia bertanya sama gua.
“bisa gak sih kita kembali kayak dulu, sebagai kekasih, bukan seperti saat
ini. Seperti ada jarak diantara kita yang bikin kita tidak bisa seperti dulu..”
“keadaan kita beda.. kamu sudah ada yang punya.. aku gak bisa.. seperti saat
ini saja aku sudah bahagia kok.. “
“aku enggak.. aku enggak bahagia.. “
“kamu harus coba bahagia.. kamu pasti bisa..”
Karena tidak ingin merusak hubungan dia sama kekasihnya, akhirnya gua
menghilang sesaat dari hidup Ilma. Walau dalam hati gua merasa sedih untuk
pergi dari hidup dia, tapi gua harus lakukan semua yang menyakiti hati gua. Gua
selalu menghindar dan tak jarang enggak membalas semua pesan yang dia kirimkan
ke gua. Walau gua selalu memperhatikan status yang dia buat di Blackberry. Gua
juga bilang kalau gua sudah balikan sama mantan supaya dia bisa mengerti walau
itu bohong semata.
Suatu malam, gua mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon ke Ilma untuk
hari ulang tahunya. Gua senang, gua menjadi orang pertama yang mengucapkan hal
itu ke dia. Tapi di telepon terdengar suara tangis darinya.
“kamu nangis ya?”
“Enggak kok.. Cuma senang aja dikasih Tuhan umur yang panjang sampai bisa
ngerayain ulang tahun ke 25..”
“ kalau gitu make a wish dong..?” kataku.
Entah mengapa dia berkata sesuatu yang membuat gua terdiam.
“ Aku mau make a wish sama kamu boleh?”
“kok sama aku, sama Tuhan dong? Tapi yauda gapapa.. ngomong aja..”
“ kalau ini uda jadi saat terakhir aku merayakan ulang tahun aku, aku mau
kamu tau. Kalau aku bahagia mengenal kamu dan aku titip semua yang aku miliki
sama kamu ya.. ” katanya yang membuat aku tersentuh.
“ kok kamu ngomong gitu?”
“karena Cuma kamu yang benar-benar tau bagaimana kehidupan aku, keluarga aku
dan semua impian aku.. makanya aku bahagia.. soalnya teman-teman aku bahkan gak
ada yang pernah tau semua tentang hidup aku.. karena aku harus jujur, aku malu
kalau mereka tau keadaan keluarga aku, Cuma sama kamu aja.. aku jadi berani dan
sadar.. bagaimanapun keadaan keluarga aku, mereka itu tetap bagian hidup aku..
” ceritanya padaku
“aku juga bahagia kok..kamu jangan bikin aku bingung ah.. make a wish kok
jadi sedih gini.. ayo dong senyum.. kan senyum kamu itu hadiah terindah dari
Tuhan.. nah sekarang kamu mau kado apa dari aku?” Tanya gua..
“ aku gak mau apa-apa aku Cuma mau kamu jangan pernah lupain aku dalam hidup
kamu.. bisa?”
“pasti..”kataku pendek.
Dan setelah hari itu, kata-kata itulah kata-kata yang terakhir gua dengar
darinya. Suara terakhir yang gua dengar darinya. Gua belum sempat memberikannya
kado ulang tahun dan berjanji setelah gua enggak sibuk syuting gua pasti
membawakan kado itu untuknya. Jadwal kami yang sama-sama sibuk membuat kami
tidak sempat bertemu. Akhirnya gua memutuskan untuk mengantarkan kado itu ke
rumahnya. Sebuah parfum yang aku miliki satu dan dia satu. Jadi parfum itu
edisi khusus yang gua beli pada saat tidak sengaja pergi ke Singapura. Ilma
menerima kado itu dan mengucapkan terima kasih. Dan dia memberitahu kalau dia
sudah sendiri.
Sebenarnya pada saat itu gua bisa juga memutuskan untuk menjalin hubungan
kembali tapi dia sepertinya lampu hijau yang diberikan Ilma tentang kesendirian
tak begitu gua perhatikan karena sibuk dengan pekerjaan gua. Sampai akhirnya
dua hari sebelum hari terakhir takdir memisahkan kami. ilma mengatakan pada
gua.
“jadi setelah kita sama-sama sendiri.. menurut kamu kalau kita balikan
gimana ?”
“kasih aku waktu untuk berpikir.. aku pengen banget kita seperti dulu.. tapi
saat ini aku sibuk, aku takut gak bisa membuat kamu bahagia.. kamu mau nunggu
aku kan?”
“aku tau kok.. aku akan selalu nunggu kamu.. kapan pun itu.. aku akan selalu
nunggu kamu.. kamu kalau kerja ingat kesehatan kamu ya….”
Kata kata itulah hal yang terakhir gua dapatkan darinya sebelum dua hari
kemudian disaat gua terbangun dari tidur dan mendapatkan kabar kalau Ilma telah
menghilang bersama kejadian pesawat sukhoi dimana ia sedang bekerja. Sebelumnya
gua uda punya firasat yang aneh sekali, entah mengapa tiba-tiba blackberry gua
mati dan kehilangan semua data gua, saat gua coba back up. Hampir semua
foto-foto Ilma dan kontaknya hilang. Gua pun berpikir untuk hubungin dia untuk
minta no pin dia akan tetapi nomor dia gak aktif. Sampai akhirnya gua baru
sadar kenapa dia gak bisa dihubungi, yaitu ketika tau dari teman-teman kalau
Ilma adalah salah satu penumpang di pesawat sukhoi naas itu.
Hati gua hancur, perih dan sedih. Segera gua mencari tau keberadaan Ilma di
bandara halim dimana sudah ratusan orang keluarga yang hilang bersamaan dengan
pesawat sukhoi berkumpul. Pertama dalam hidup gua, akhirnya gua benar-benar
melihat keluarga Ilma berkumpul disana. Ayah, ibu, nenek kakak dan
keponakan-keponakannya menunggu dengan cemas. Kita berharap Ilma masih hidup
dan berdoa kepada Tuhan, karena seumur hidup hanya saat inilah dia bisa melihat
semuanya berkumpul dan tentu dia akan bahagia ketika ia selamat nanti melihat
senyum kebahagiaan mereka menyambut Ilma.
Akan tetapi harapan dan cahaya bahwa tidak terjadi apa-apa dengan pesawat
sirna seketika, Tuhan berkehendak lain, pesawat sukhoi ditemukan dan semua
penumpang dinyatakan meninggal. Saat itulah gua menangis, menangis karena
kehilangan orang yang pernah ada dan mencintai gua dengan tulus. Penyesalan
terberat yang tak bisa gua bayangkan adalah mengapa pada saat terakhir dia memberikan
sinyal untuk bersatu tetapi gua malah menunda itu terjadi.
Ilma sepanjang hidupnya ingin sekali keluarganya yang tercerai belai
bersatu. Akhirnya pada hari dimana dia telah tiada, seluruh keluarganya
berkumpul. Tetapi sayangnya mereka berkumpul untuk hal yang tidak ia tentu
harapkan.. yaitu saat mereka harus menangis untuk kepergiaannya. Gua harus
mengucapkan rasa bangga atas apa yang dia harapkan dalam hidup benar-benar
terjadi. Dia selalu berkata sama gua, impiannya pada suatu ketika hanya ingin membuat
keluarganya bahagia. Memberikan tempat yang layak untuk kakaknya, membuat orang
tuanya bahagia untuk itulah dia mengambil pekerjaan yang paling beresiko
sekalipun.
Semua telah ia lakukan, hutang-hutang budi kehidupan yang telah terbalas
dalam kehidupan akhirnya nyata. Sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja
mati-matian tentu keluarga akan kesulitan ketika ia pergi, berkat adanya hibah
dari Pemerintah Rusia atas bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan, Ilma
masih bisa melakukan sesuatu yang besar di akhir hidupnya, itulah hal terakhir
yang bisa ia lakukan untuk membahagian kelurganya walau harus dengan sebuah hal
yang tidak diharapkan oleh siapapun.
Ilma kini telah pergi dengan senyum terakhirnya, mungkin sejak kecil ia
emang gak pernah mengerti mengapa dia harus terlahir ke dunia ini bilamana ia
harus berjuang dari kehidupan yang ia jalanin dengan susah payah hanya untuk
membahagiakan orang lain sampai akhir hidupnya. Keluarganya mungkin tidak
seindah yang ia harapkan seperti dalam sinetron-sinetron tapi janjinya untuk
membuat keluarga bahagianya sampai titik darah penghabisan masih bisa ia
lakukan walau kini ia telah pergi untuk selamanya..
Seperti yang ia minta sama gua, jangan pernah ngelupain dia.. hal yang tidak
akan gua lupain dengan cara menulis kisah ini agar semua orang tau..
Bahwa ada senyum terakhir yang begitu indah dibalik kepergiannya kepada
mereka yang ia tinggalkan termasuk gua..
Catatan : suatu malam seminggu setelah dia meninggal, gua bermimpi bertemu
dengan Ilma, dia membicarakan satu hal yang gua gak pahami lewat pesan yang
aneh
“ semua kontrakan aku tolong kasih ke kakak aku, tapi rumah aku yang diatas
langit jangan dijual ya.. karena itu tempat impian aku.. tepat di tempat
pertama kita bertemu.. disana kamu jaga ya.. terima kasih Anes.. “
Ilma emang punya rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah tanpa
diketahui oleh saudaranya, akhirnya gua memberi tahu keluarga tentang kontrakan
itu untuk diserahkan. Tapi rumah diatas langit, itulah yang membuat gua bingung
sampai akhirnya gua memandang langit di sekitar semanggi tempat pertama kali
bertemu. Dari situlah gua paham.. rumah diatas langit yang dia maksud adalah
sebuah apartement..
Beberapa bulan sebelum dia meninggal, dia sempat mencicil apartement itu.
Gua pun menghubungi pihak pengembang apartement, memang benar Ilma memiliki
unit disana. Gua memutuskan untuk melanjutkan cicilan apartement itu. Sisa
daripada cicilan sebelumnya gua berikan kepada kakaknya, gua berharap tempat
itu menjadi tempat dimana kelak gua bisa mengenang dia sebagai bagian hidup,
melihat senyum dia seperti pertama kali gua mengenalnya di atas langit-langit
bumi.
Selamat Tinggal Ilma. Beristirahatlah dengan Tenang
Terima kasih atas senyum terindahmu karena dengan itulah aku mengerti bahwa
tak ada yang lebih baik dari hidup selain saat-saat aku mengenal dan
mencintaimu..
tamat semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi siapa saja.
0 Response to "~ Senyum Terakhir: Kisah Cinta (Nyata) Dibalik Tragedi Sukhoi ~"
Post a Comment